Selasa, 02 Oktober 2018

System Development Lyfe Cycle



SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
1.      Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2.      Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3.      Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4.      Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5.      Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6.      Merancang sistem informasi baru
7.      Membangun sistem informasi baru
8.      Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9.      Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan

System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.

Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.

Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah :
1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek system
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat
Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi system
Beberapa model yang berkembang terkait dengan System Development Life Cycle (SDLC). Namun terdapat beberapa model yang populer dalam dunia pengembangan perangkat lunak.
1.Waterfall.

Model ini menggunakan pendekatan secara sistematis dan sekuensial yang mulai pada tingkat requirment sampai tingkat maintenance.
Kelebihan
1.      Proses menjadi teratur
2.      Jadwal menjadi lebih menentu
3.      Proses mudah dipahami dan jelas
4.      Mudah dalam pengelolaan proyek
5.       Kondisi requirment jelas.

Kelemahan
1.      Sifatnya kaku, karena tidak mudah tanggap dalam menanggapi segala perubahan.
2.      Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap diawal
3.       Proses pengembangan relative lama, dikarenakan tahap selanjutnya bisa dilakukan jika tahap sebelumnya selesai dikerjakan.




2.Prototype


Model prototype merupakan model pengembangan software yang mengijinkan pengguna/user memiliki gambaran awal tentang program yang akan dikembangkan serta melakukan pengujian awal.
Model prototype juga memberi fasilitas bagi pengembangn dan user untuk saling terkait dan berinteraksi.

Kelebihan
       1.     Fleksibel
 2.       Bersifat aktif, sehingga user dapat melihat, merasakan, dan mengalami proses pengembangan.
 3.       Perbaikan kesalahan relative cepat.
Kelemahan
1.       Mengurangi kreatifitas perancangan
2.       Cakupan pengembangannya sistem dapat lebih luas
3.Rapid Application Development (RAD)
Model pengembangan yang menggunakan pendekatan orientasi komponen terhadap pengembangan perangkat lunak. Model ini bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam siklus hidup pengembangan konvensional.



Kelebihan

1.      Pengembangan yang cepat
2.      Adanya Prototype
3.      Pengurangan Penulisan kode yang Kompleks, Dikarenakan reuse code yang sudah ada.
Kelemahan

1.      Tidak Relavan untuk Proyek skala besar.
2.      Memerlukan komitmen yang kuat antara pengembang dengan Konsumer
3.      Membutuhkan Sumber daya yang besar untuk proyek skala besar.

4.Spirall




Model Spirall merupakan model pengembangan perangkat lunak yang evolusioner yang memadukan  sifat iteratif model protype  dan aspek sistematis dari mode sekuensial.
Version Release meningkat  setiap iterasi terjadi.

Kelebihan

1.      Cocok untuk proyek skala besar
2.      Manajemen kesalahan baik
3.      Menggunakan prototype sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan  didalam  evolusi produk.


Kelemahan

1.      Waktu pengembangan cukup lama
2.      Dibutuhkan ahli dalam penanganan resiko
3.       Kesulitan dalam meyakinkan konsumen.





5.Agile


Model Agile merupakan model pengembangan jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembangan terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Dalam agile terdapat beberapa poin penting diantaranya sebagai berikut:

1.      Interaksi antar personal lebih penting daripada proses dan alat.
2.      Software yang berfungsi lebih penting  daripada Dokumentasi yang lengkap
3.      Kolaborasi dengan klien lebih penting daripada Negoisasi kontrak
4.      Sikap tanggap lebih penting daripada Mengikuti rencana/plan.

Kelebihan

1.      Functional dapat dibuat dengan cepat dan dilakukan testing
2.      Perubahan dengan cepat ditangani.


Kelemahan

1.      Analisis,desain,dan pengembangan sulit di prediksi
2.      Dapat memunculkan  permasalahan  dari Arsitektur maupun desain.

 Berikut ini adalah Fase-fase Sistem Development Life Cycle (SDLC) meliputi:

A. Perencanaan Sistem (Systems Planning)
Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas yang ada meliputi :
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
• Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
• Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.

B. Analisis Sistem (Systems Analysis)
Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas berikut:
• Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
• Mendefinisikan kebutuhan sistem.

C. Perancangan Sistem (Systems Design)
Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah:
• Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
• Menganalisa data dan membuat skema database.
• Merancang user interface.

D. Implementasi Sistem (Systems Implementation)
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
• Pembuatan database sesuai skema rancangan.
• Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
• Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).

E. Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.


                  

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Theme Support