Rabu, 10 Oktober 2018

PENGERTIAN ANALISIS SISTEM, FUNGSI SISTEM ANALIS DAN TANGGUNG JAWAB

Pada kesempatan kali ini kita akan mulai pembahasan mengenai analisis sistem. Tentu bagi sebagian kalangan masyarakat masih awam dengan istilah analisis sistem. Dan tentu saja bertanya-tanya apa itu analisis sistem?

Namun bagi sebagian orang istilah analisis sudah sering mereka dengar bahkan mungkin mengetahui apa itu analisis sistem. Tapi jika yang ingin mengetahui apa itu analisis sistem, mari simak dengan baik artikel kali ini hingga selesai agar dapat memahami dengan jelas penjelasan yang akan diberikan berikut ini.

Pengertian Analisis Sistem
Analisis Sistem adalah penguraian suatu sistem informasi yang sudah utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan tujuan dapat menidentifikasi dan menevaluasi berbagai macam permasalahan maupun hambatan yang terjadi pada sistem sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan atau pengembangan.

Sedangkan orang atau kelompok yang melakukan perancangan dan perbaikan pada suatu sistem disebut Sistem Analis. Sistem analis merupakan individu ataupun kelompok dalam melakukan pengembangan sistem, sistem analis mempelajari permasalahan maupun kebutuhan pada suatu sistem dan sistem analis juga merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap proses analisa maupun perancangan pada sistem informasi.

Fungsi Sistem Analis
Dari penjelasan yang sudah diberikan mengenai pengertian analisis sistem, kali ini kita akan membahas tentang fungsi dari sistem analis. Untuk itu mari langsung saja kita lanjutkan pembahasan berikut ini.
Bisa mengidentifikasikan berbagai macam masalah dari user (pemakai).
Dapat menentukan secra jelas tentang sasaran yang harus dicapai agar bisa memenuhi kebuthan dari pemakai.
Bisa memilih metode alternatif didalam memecahkan masalah yang ada pada sistem.
Bisa merencanakan ataupun menerapkan sebuah rancangan sistem sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemakai.
Sumber :
https://www.sepengetahuan.co.id/2017/01/pengertian-analisis-sistem-fungsi-dan-tanggung-jawabnya-lengkap.html
Share:

ANALISIS KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK

                         
A. Analisis Sistem
Analisis Sistem adalah penguraian suatu system informasi yang sudah utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan tujuan dapat mengidentifikasi dan menevaluasi berbagai macam permasalahan maupun hambatan yang terjadi pada system sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan atau pengembangan.

Adapun beberapa fungsi dari system analisis, yang diantaranya meliputi:
- Dapat mengidentifikasikan berbagai masalah dari pemakai “user”.
- Menentukan secara jelas mengenai sasaran yang garus dicapai untuk daoat memenuhi kebutuhan pemakai.
- Dapat memilih metode alternatif dalam memecahkan masalah pada system.
- Dapat merencanakan maupun menerapkan rancangan system sesuai dengan apa yang diinginkan pemakai.

Tahapan Analisis Sistem
Tahapan Analisis Sistem merupakan kegiatan penguraian dari suatu system informasi yang utuh ke dalam bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan - permasalahan, kesempatan - kesempatan, hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kehubutan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Berikut tahapan analisis system :
1. Mengidentifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah awal dari analisis system. Dalam tahap ini didefinisikan masalah yang harus dipecahkan dengan munculnya pertanyaan yang ingin dipecahkan.
2. Memahami Kerja Sistem yang ada
Langkah ini dilakukan dengan mempelajari secara rinci bagaimana system yang sudah ada berjalan. Untuk mempelajari operasi dari system ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap system.
3. Memahami Kerja Sistem yang ada
Berdasarkan data yang sudah diperoleh maka dilakukan analisa hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang akan dipecahkan.
4. Membuat laporan
Laporan perlu dibuat sebagai dokumentasi dari penelitian. Tujuan utamanya adalah sebagai bukti secara tertlis tentang hasil analisa yang sudah dilakukan.
B. Kebutuhan Perangkat Lunak
Kebutuhan Perangka Lunak adalah kondisi, criteria, syarat atau kemampuan yang harus dimiliki oleh perangkat lunak untuk memenuhi apa yang diisyaratkan atau diinginkan pemakai.
Jenis kebutuhan perangkat lunak dapat dibagi dalam 2 jenis :
1. Functional Requirement
Mendeskripsikan layanan, fitur atau fungsi yang disediakan atau diberikan oleh sistem bagi penggunanya. Kebutuhan fungsional awal merupakan fungsi atau layanan yang merepresentasikan goal dari pengguna ketika hendak menggunakan sistem.
Contoh pada Sistem Mesin ATM :
1. Mengecek saldo
2. Menarik uang
3. Mentransfer uang
4. Melakukan pembayaran

2.Non-Functional Requirement
Mendeskripsikan sekumpulan batasan, karakteristik dan properti pada sistem, baik dalam lingkungan pengembangan maupun operasional, atau atribut kualitas yang harus dipenuhi oleh sistem. Contoh pada mesin ATM :
1. Pengguna baru membutuhkan waktu belajar maksimal 10 menit untuk dapat menggunakan fungsi-fungsi utama sistem
2. Sistem harus tetap berfungsi minimal 10 jam setelah pasokan listrik dari PLN terhenti
3. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali beroperasi setelah sistem mati minimal 2 menit

C. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan merupakan langkah awal untuk menentukan perangkat lunak seperti apa yang akan
dihasilkan.
perangkat lunak adalah merupakan program-program kompuuter dan dokumentasi yang saling berkaitan.

Analisis kebutuhan perangkat lunak dapat diartikan sebagai:
- Proses mempelajari kebutuhan pemakai untuk mendapatkan definisi kebutuhan system atau perangkat lunak [IEE93].
- Proses untuk menetapkan fungsi dan unjuk kerja perangkat lunak, menyatakan antarmuka perangkat lunak dengan elemen-elemen sistem lain, dan menentukan kendala yang harus dihadapi oleh perangkat lunak [PRE01].
Kebutuhan (requirement)
1. kebutuhan fungsional(functional requirement)
2. kebutuhan antarmuka (interface requirement)
3. kebutuhan unjuk kerja (performance requirement)

Mengapa kebutuhan itu penting.?
1. sangat mempengaruhi sukses atau gagalnya pelaksanaan pengembangan perangkat lunak.
2. menurut hasil survey DeMarco, 56% kegagalan pryek pengembangan perangkat lunak dikarenakan ketidaklengkapan pendefinisian kebutuhan dari perangkat lunak tersebut

Tujuan analisis kebutuhan
1. memahami masalah secara menyeluruh (komprehensif)
2. mendefinisikan apa yang harus dikerjakan oleh perangkat lunak untuk memenuhi keinginan pelanggan.


Share:

Selasa, 09 Oktober 2018

foto






Share:

Senin, 08 Oktober 2018

ANALISIS KEBUTUHAN

Pada kesempatan kali ini kita akan mulai pembahasan mengenai Kebutuhan Perangkat Lunak. Tentu bagi sebagian kalangan masyarakat masih awam dengan kebutuhan perangkat lunak. Dan tentu saja bertanya-tanya apa saja kebutuhan perangkat lunak tersebut?

Analisis kebutuhan (requirements analysis) merupakan langkah awal untuk menentukan gambaran perangkat yang akan dihasilkan ketika pengembang melaksanakan sebuah proyek pembuatan perangkat lunak. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna sangat tergantung pada keberhasilan dalam melakukan analisis kebutuhan. Untuk proyek-proyek perangkat lunak yang besar, analisis kebutuhan dilaksanakan setelah aktivitas sistem information engineering dan software project planning

Analisa kebutuhan yang baik belum tentu menghasilkan perangkat lunak yang baik, tetapi analisa kebutuhan yang tidak tepat menghasilkan perangkat yang tidak berguna. Mengetahui adanya kesalahan pada analisis kebutuhan pada tahap awal memang jauh lebih baik, tapi kesalahan analisis kebutuhan yang diketahui ketika sudah memasuki penulisan kode atau pengujian, bahkan hampir masuk dalam tahap penyelesaian merupakan malapetaka besar bagi pembuat perangkat lunak. Biaya dan waktu yang diperlukan akan menjadi sia sia.

Analisa kebutuhan adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi, mode, spesifikasi tentang perangkat lunak yang diinginkan klien/pengguna. Kedua belah pihak, yaitu klien dan pembuat perangkat lunak terlibat aktif dalam tahap ini.

Ada tiga faktor yang harus dipenuhi ketika melakukan analisis kebutuhan ini, yaitu lengkap, detail, dan benar. Lengkap artinya semua yang diharapkan oleh klien telah didapatkan oleh pihak yang melakukan analisis. Detail maksudnya adalah berhasil mengumpulkan informasi yang terperinci. Semua data dari analisis kebutuhan ini haruslah benar, sesuai apa yang dimaksud oleh klien, bukan benar menurut apa yang dipikirkan oleh pihak analisis.

Sumber Link:
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_kebutuhan
Share:

Sabtu, 06 Oktober 2018

Model – Model Pengembangan Perangkat Lunak "Model Rapid Application Development (RAD)"


Model Rapid Application Development (RAD) :
Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembanganperangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen.


Berikut adalah Tahapan – tahapan Proses Pengembangan dalam Model Rapid Application Development (RAD), yaitu :

Bussiness Modeling
   Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut:

  • Informasi apa yang menegndalikan proses bisnis?
  • Informasi apa yang dimunculkan?
  • Di mana informasi digunakan ?
  • Siapa yang memprosenya ?

Data Modeling
Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modeling disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik (atribut) masing-masing objek diidentifikasi dan hubungan antar objek-objek tersebut didefinisikan.

Proses Modeling
 Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.

Aplication Generation
 Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Ala-alat bantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

Testing dan Turnover
Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

Kelebihan Model RAD :
  • Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
  • Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.
  • Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada sehingga pengembang tidak perlu membuatnya dari awal lagi sehingga waktu pengembangan menjadi lebih singkat dan efisien.
  • Kekurangan Model RAD :
  • Model RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal.
  • Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD, bila system tidak dapat dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat bermasalah.
  • RAD tidak cocok digunakan untuk sistem yang mempunyai resiko teknik yang tinggi.
  • Membutuhkan Tenaga kerja yang banyak untuk menyelesaikan sebuah proyek dalam skala besar.
  • Jika ada perubahan di tengah-tengah pengerjaan maka harus membuat kontrak baru antara pengembang dan pelanggan.

Share:

Jumat, 05 Oktober 2018

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

    Proses Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development Process) adalah suatu penerapan struktur pada pengembangan suatu Perangkat Lunak (Software), yang bertujuan untuk mengembangkan sistem dan memberikan panduan untuk menyukseskan proyek pengembangan sistem melalui tahapan-tahapan tertentu. Dalam prosesnya, terdapat beberapa paradigma model pengembangan sistem perangkat lunak, diantaranya :


  1. Model Sekuensial Linier atau Waterfall Development Model

     Model Sekuensial Linier atau sering disebut Model Pengembangan Air Terjun, merupakan paradigma model pengembangan perangkat lunak paling tua, dan paling banyak dipakai. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh tahapan analisis, desain , kode, pengujian, dan pemeliharaan.


Berikut Merupakan Tahapan – tahapan Pengembangan  Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model :

  • Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi
 Langkah pertama dimulai dengan membangun keseluruhan elemen sistem dan memilah bagian-bagian mana yang akan dijadikan bahan pengembangan perangkat lunak, dengan memperhatikan hubungannya dengan Hardware, User, dan Database.

  • Desain
Pada proses Desain, dilakukan penerjemahan syarat kebutuhan sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuatnya proses pengkodean (coding). Proses ini berfokus pada  struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail algoritma prosedural.

  • Pengkodean
  Pengkodean merupakan proses menterjemahkan perancangan desain ke bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, dengan menggunakan bahasa pemrograman.

  • Pengujian
Setelah Proses Pengkodean selesai, dilanjutkan dengan proses pengujian pada program perangkat lunak, baik Pengujian logika internal, maupun Pengujian eksternal fungsional untuk memeriksa segala kemungkinan terjadinya kesalahan dan memeriksa apakah hasil dari pengembangan tersebut sesuai dengan hasil yang diinginkan.

  • Pemeliharaan
Proses Pemeliharaan erupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan dilakukan setelah perangkat lunak dipergunakan. Kegiatan yang dilakukan pada proses pemeliharaan antara lain :

  • Corrective Maintenance : yaitu mengoreksi apabila terdapat kesalahan pada perangkat lunak, yang baru terdeteksi pada saat perangkat lunak dipergunakan.
  • Adaptive Maintenance : yaitu dilakukannya penyesuaian/perubahan sesuai dengan lingkungan yang baru, misalnya hardware, periperal, sistem operasi baru, atau sebagai tuntutan atas perkembangan sistem komputer, misalnya penambahan driver, dll.
  • Perfektive Maintenance : Bila perangkat lunak sukses dipergunakan oleh pemakai. Pemeliharaan ditujukan untuk menambah kemampuannya seperti memberikan fungsi-fungsi tambahan, peningkatan kinerja dan sebagainya.

Contoh Penerapan dari Pengembangan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model

Contoh dari penerapan model pengembangan ini adalah pembuatan program pendaftaran online ke suatu Instansi Pendidikan. Program ini akan sangat membantu dalam proses pendaftaran, karena dapat meng-efektifkan waktu serta pendaftar tidak perlu repot-repot langsung mendatangi Instansi Pendidikan. Teknisnya adalah sebagai berikut :

  • Sistem program untuk pendaftaran dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP, dengan Sistem Database yang dibuat menggunakan MySQL, dan diterapkan (diaplikasikan) pada PC (personal computer) dengan sistem operasi berbasis Microsoft Windows, Linux, dan sebagainya.
  • Setelah program selesai dibuat dan kemudian dipergunakan oleh user, programmer akan memelihara serta menambah atau menyesuaikan program dengan kebutuhan serta kondisi user.
Kelebihan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model :



  • Tahapan proses pengembangannya tetap (pasti), mudah diaplikasikan, dan prosesnya teratur.
  • Cocok digunakan untuk produk software/program yang sudah jelas kebutuhannya di awal, sehingga minim kesalahannya.
  • Software yang dikembangkan dengan metode ini biasanya menghasilkan kualitas yang baik.
  • Documen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya.
Kekurangan Model Sekuensial Linear / Waterfall Development Model :


  • Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan, sehingga perubahan yang terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah didapatkan tim pengembang harus diubah kembali/iterasi sering menyebabkan masalah baru.
  • Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.
  • Sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan yang diinginkan oleh customer/pelanggan.
  • Pelanggan harus sabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap per tahap, dan proses pengerjaanya akan berlanjut ke setiap tahapan bila tahap sebelumnya sudah benar-benar selesai.
  • Perubahan ditengah-tengah pengerjaan produk akan membuat bingung tim pengembang yang sedang membuat produk.
  • Adanya waktu kosong (menganggur) bagi pengembang, karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya.

Share:

MODEL SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

Metodologi adalah suatu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah.



Macam-macam model SDLC yang biasa digunakan yaitu :
1. Tradisional SDLC
2. Agile SDLC
3. Waterfall SDLC
4. Scrum SDLC
5. Interative SDLC
6. Spiral SDLC
7. V SDLC
8. Big Bang SDLC
9. Rational Unified Process (RUP) SDLC
10. Prototype SDLC
11. Rapid Aplication Development (RAD) SDLC
12. Unified Process SDLC

Share:

Kamis, 04 Oktober 2018

PROTOTYPE SDLC

Prototyping menjadi sangat populer sebagai model pengembangan software, karena Memungkinkan untuk memahami kebutuhan pelanggan pada tahap awal pengembangan. Ini membantu mendapatkan feedback yang berharga dari pelanggan dan membantu developer memahami apa sebenarnya yang diharapkan dari produk yang sedang dikembangkan.

Prototyping digunakan untuk memungkinkan client/user mengevaluasi sistem yang di rancang di awal oleh developer dan mencobanya sebelum di implementasikan. Hal ini dapat membantu memahami persyaratan pembangunan sistem yang spesifik oleh user dan mungkin belum implementasikan oleh developer selama perancangan produk.

Berikut adalah fase-fase garis besar perancangan prototype model:


Mengidentifikasi Kebutuhan Dasar
Fase ini untuk pemahaman kebutuhan dasar produk terutama dalam hal user interface. Rincian desain internal dan eksternal yang lebih rumit seperti kinerja dan keamanan dapat di abaikan pada tahap ini.

Develop Prototype awal
Fase ini untuk mengembangkan protype awal. dimana persyaratan yang sangat mendasar dipamerkan dan user interface selesai di buat. Fitur-fitur ini mungkin tidak bekerja dengan cara yang sama secara internal dalam perangkat lunak yang sebenarnya dikembangkan. Sementara, workarounds digunakan untuk memberikan tampilan dan nuansa yang sama kepada pelanggan dalam prototipe yang dikembangkan.

Review Prototype
Fase ini untuk user/client melakukan review prototype yang sudah dirancang oleh developer untuk memberikan feedback yang bertujuan untuk penyempurnaan lebih lanjut sistem/software yang sedang dikembangkan.

Revisi dan Penyempurnaan Prototype
fase ini untuk membahas Feedback dan review yang sudah di dapatkan di fase sebelumnya. Negosiasi antara client dan developer terjadi disini untuk menentukan waktu perancangan serta biaya untuk perubahan sistem tersebut. Perubahan sistem ini seharusnya sudah di setujui oleh ke 2 pihak (client & developer) dan siklus development pun kembali dilanjutkan sesuai dengan revisi dan client agar ekpektasi client terpenuhi.

Kelebihan Prototype:

  • Meningkatnya keterlibatan pengguna dalam produk bahkan sebelum diimplementasi
  • Karena model sistem yang di bangun di share ke user, maka user mendapatkan pemahaman  yang lebih baik tentang sistem yang sedang dikembangkan.
  • Mengurangi waktu dan biaya karena cacat dapat dideteksi jauh lebih awal.
  • Feedback user yang cepat di awal dapat memberikan solusi yang lebih baik
  • Fungsi yang tidak ada dapat diidentifikasi dengan mudah dan cepat
  • Fungsi yang membingungkan dapat di hilangkan
Kekurangan Prototype:
  • Risiko analisis kebutuhan yang tidak mencukupi karena terlalu banyak ketergantungan pada Prototipe.
  • Pengguna mungkin bingung dalam prototipe dan sistem sebenarnya.
  • Upaya yang diinvestasikan dalam membangun prototip mungkin terlalu banyak jika tidak dipantau tepat.
  • Pengembang dapat mencoba untuk menggunakan kembali prototipe yang ada untuk membangun sistem yang sebenarnya, Bahkan bila hal itu tidak layak secara teknis.
Sumber Link :




Share:

WATERFALL SDLC

Waterfall adalah pendekatan SDLC paling awal yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak. Hal ini juga disebut sebagai model SDLC linear-sekuensial. Hal ini sangat sederhana untuk memahami dan menggunakanya dalam mengimplementasikan sebuah sistem.
Dalam Model Waterfall, setiap tahap harus berurutan, dan tidak dapat meloncat ketahap berikutnya, harus menyelesaikan tahap pertama baru lanjut ke tahap ke dua dst.
Langkah-langkah Waterfall SDLC:



Pendekatan Waterfall digunakan secara luas dalam Pengembangan sistem, step-step nya terdiri dari:

Requirement Gathering and analysis - Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh :

  1. program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
  2. System Design - Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap
  3. Implementation - Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.
  4. Integration and Testing - Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing)
  5. Deployment of system - Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
  6. Maintenance - Proses pemeliharaan sistem yang sudah dibangun                                                                
Kelebihan Waterfall Model
    Keuntungan dari Waterfall model adalah Jadwal dapat diatur dengan tenggat waktu untuk setiap tahap pengembangan dan produk dapat dilanjutkan melalui proses pengembangan model fase satu per satu. Pembangunan bergerak dari konsep, melalui desain, implementasi, pengujian, instalasi, pemecahan masalah, dan berakhir di operasi dan pemeliharaan

    Berikut Keuntungan lainya dari Waterfall Model :
    • Simple, mudah dimengerti dan di implemetasikan
    • Mudah untuk mengelola karena model yang sederhana. Setiap fase memiliki spesifik requirement dan proses review
    • Fase diproses dan diselesaikan satu per satu
    • Cocok untuk project skala kecil dimana kebutuhan project dapat mudah dimengerti
    • Jelas dalam mendefinisikan setiap tahap
    • Mudah menentukan pencapaian suatu sistem
    • Mudah dalam menentukan tugas setiap individu
    • Proses pendokumentasian lebih mudah.

    Kekurangan Waterfall Model
    Kerugian dari Waterfall model adalah tidak memungkinkan banyak refleksi atau revisi. Setelah aplikasi dalam tahap pengujian, sangat sulit untuk kembali dan mengubah sesuatu yang tidak terdokumentasi dengan baik atau pikiran pada dalam tahap konsep.

    Berikut Kerugian lainya dari Waterfall Model:
    • Aplikasi yang dihasilkan cenderung lama karena step-step tidak dapat dilongkap
    • Resiko yang tinggi karena proses nya terlalu lama
    • Tidak cocok untuk project yang terlalu complex dan Object Oriented Projects
    • Tidak cocok untuk project jangka lama dan untuk project yang sedang berjalan
    • Tidak cocok untuk project yang mudah berganti-ganti model proses
    • Sulit untuk mengukur kemajuan dalam tahap
    • Integrasi dilakukan sebagai "big-bang. Di akhir, yang tidak memungkinkan mengidentifikasi setiap teknologi atau bisnis hambatan atau tantangan awal.
    Share:

    Rabu, 03 Oktober 2018

    SEJARAH PERKEMBANGAN SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)


    SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahapan: rencana (planning), analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).


    Pada pertengahan tahun 60-an terjadi kegagalan yang sangat besar dalam penerapan aplikasi EDP (Electronic Data Processing) untuk sistem-sistem besar, sebagian besar disebabkan tidak adanya pengembangan sistem. Sesudah terjadinya kegagalan tersebut pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, kesadaran akan pentingnya metodologi pengembangan sistem mulai tumbuh. Sejak itulah berbagai proposal metodologi mulai dibuat dan penerapan mereka mulai kelihatan. Para desainer dari hampir semua bidang metodologi pengembangan sistem informasi mempunyai pandangan yang sama, yaitu: mereka telah mengetahui bahwa proses pengembangan sistem informasi, baik yang berdasarkan komputer atau tidak, menyerupai dengan proses pengembangan sistem engineering.
    Hubungan dengan konstruksi dan operasi berbagai jenis gedung, mesin, peralatan kimia yang merupakan contoh perkembangan sistem informasi engineering, kita dapat meringkas tahap-tahap proses perkembangan tersebut sebagai berikut:
    1. Perencanaan (Planning)
    2. Analisis (Analysis)
    3. Desain (Design)
    4. Pelaksanaan (Implementation)
    5. Perawatan (Maintenance)


    Tahun 1960

    1. 1.Analisis sistem sekarang
    2. 2.Mengembangkan model konsep
    3. 3.Tes Model
    4. 4.Petunjuk instalasi baru
    5. 5.Instalasi keseluruhan
    6. 6.Sistem baru


    Tahun 1970
    1. 1.Batasan definisi
    2. 2.Studi Pengamatan
    3. 3.Pengumpulan data dan analisis
    4. 4.Sistem desain
    5. 5.Rencana pelaksaan
    6. 6.Pengembangan
    7. 7.Pengujian
    8. 8.Interupsi

    9.Perawatan

    Tahun 1980
    1. Pengamatan awal
    2. Studi Kelayakan
    3. Operasi dan sistem analis
    4. Permintaan pemakai
    5. Pendekatan dukungan teknik
    6. Desain Konsep
    7. Evaluasi alternatif dan pelaksanaan
    8. Spesifikasi sistem teknik
    9. Perkembangan dukungan teknik
    10. Spesifikasi aplikasi
    11. Program aplikasi dan pengujian
    12. Prosedur pemakai dan kontrol
    13. Rencana pelaksanaan
    14. Rencana konversi
    15. Pengujian sistem
    16. Pelaksanaan konversi
    17. Penekanan dan pencarian
    18. Pengulangan pelaksanaan yang lalu

    Tahun 1983
    1. Definisi masalah
    2. Studi kelayaka
    3. Analisis
    4. Sistem desain
    5. Desain keseluruhan
    6. Pelaksanaan
    7. Perawatan


    Kesalahan interpretasi mengenai tahap-tahap perkembangan sistem di atas adalah linier. Seolah olah semua fase dan tahap terlihat berderet secara berurutan. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Semua tahap pada proses perkembangan sistem tersebut mempunyai sifat dasar yang iteratif yaitu pekerjaan pada suatu tahap sering harus diulang-ulang, dan apapun yang dikerjakan pada suatu tahap mungkin perlu dikoreksi secara keseluruhan.

    Meskipun terdapat beberapa variasi diantara masing-masing tahap, metode sistem klasik ternyata tidak cukup untuk menghasilkan sistem informasi yang baik, kemudian sebagai tambahan pada penamaan tahap-tahap dari suatu daur hidup sistem, kita harus mempunyai beberapa peralatan dan teknik baku untuk mengembangkan sistem tersebut. Pada awal 70-an, beberapa peralatan dan metodologi dikumpulkan dengan nama metodologi terstruktur atau metodologi perkembangan sistem terstruktur atau metodologi analisis dan desain terstruktur. Pada dasarnya metodologi-metodologi tersebut menyajikan peralatan dan teknik tambahan kepada analis sistem, disamping ide tentang daur hidup sistem informasi.
    Sumber : 
    Materi Perkembangan Sistem Informasi
    Share:

    Selasa, 02 Oktober 2018

    System Development Lyfe Cycle



    SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
    1.      Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
    2.      Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
    3.      Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
    4.      Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
    5.      Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
    6.      Merancang sistem informasi baru
    7.      Membangun sistem informasi baru
    8.      Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
    9.      Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan

    System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.

    Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.

    Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah :
    1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
    2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek system
    3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
    4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
    5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
    6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat
    Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
    Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi system
    Beberapa model yang berkembang terkait dengan System Development Life Cycle (SDLC). Namun terdapat beberapa model yang populer dalam dunia pengembangan perangkat lunak.
    1.Waterfall.

    Model ini menggunakan pendekatan secara sistematis dan sekuensial yang mulai pada tingkat requirment sampai tingkat maintenance.
    Kelebihan
    1.      Proses menjadi teratur
    2.      Jadwal menjadi lebih menentu
    3.      Proses mudah dipahami dan jelas
    4.      Mudah dalam pengelolaan proyek
    5.       Kondisi requirment jelas.

    Kelemahan
    1.      Sifatnya kaku, karena tidak mudah tanggap dalam menanggapi segala perubahan.
    2.      Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap diawal
    3.       Proses pengembangan relative lama, dikarenakan tahap selanjutnya bisa dilakukan jika tahap sebelumnya selesai dikerjakan.




    2.Prototype


    Model prototype merupakan model pengembangan software yang mengijinkan pengguna/user memiliki gambaran awal tentang program yang akan dikembangkan serta melakukan pengujian awal.
    Model prototype juga memberi fasilitas bagi pengembangn dan user untuk saling terkait dan berinteraksi.

    Kelebihan
           1.     Fleksibel
     2.       Bersifat aktif, sehingga user dapat melihat, merasakan, dan mengalami proses pengembangan.
     3.       Perbaikan kesalahan relative cepat.
    Kelemahan
    1.       Mengurangi kreatifitas perancangan
    2.       Cakupan pengembangannya sistem dapat lebih luas
    3.Rapid Application Development (RAD)
    Model pengembangan yang menggunakan pendekatan orientasi komponen terhadap pengembangan perangkat lunak. Model ini bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam siklus hidup pengembangan konvensional.



    Kelebihan

    1.      Pengembangan yang cepat
    2.      Adanya Prototype
    3.      Pengurangan Penulisan kode yang Kompleks, Dikarenakan reuse code yang sudah ada.
    Kelemahan

    1.      Tidak Relavan untuk Proyek skala besar.
    2.      Memerlukan komitmen yang kuat antara pengembang dengan Konsumer
    3.      Membutuhkan Sumber daya yang besar untuk proyek skala besar.

    4.Spirall




    Model Spirall merupakan model pengembangan perangkat lunak yang evolusioner yang memadukan  sifat iteratif model protype  dan aspek sistematis dari mode sekuensial.
    Version Release meningkat  setiap iterasi terjadi.

    Kelebihan

    1.      Cocok untuk proyek skala besar
    2.      Manajemen kesalahan baik
    3.      Menggunakan prototype sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan  didalam  evolusi produk.


    Kelemahan

    1.      Waktu pengembangan cukup lama
    2.      Dibutuhkan ahli dalam penanganan resiko
    3.       Kesulitan dalam meyakinkan konsumen.





    5.Agile


    Model Agile merupakan model pengembangan jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembangan terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Dalam agile terdapat beberapa poin penting diantaranya sebagai berikut:

    1.      Interaksi antar personal lebih penting daripada proses dan alat.
    2.      Software yang berfungsi lebih penting  daripada Dokumentasi yang lengkap
    3.      Kolaborasi dengan klien lebih penting daripada Negoisasi kontrak
    4.      Sikap tanggap lebih penting daripada Mengikuti rencana/plan.

    Kelebihan

    1.      Functional dapat dibuat dengan cepat dan dilakukan testing
    2.      Perubahan dengan cepat ditangani.


    Kelemahan

    1.      Analisis,desain,dan pengembangan sulit di prediksi
    2.      Dapat memunculkan  permasalahan  dari Arsitektur maupun desain.

     Berikut ini adalah Fase-fase Sistem Development Life Cycle (SDLC) meliputi:

    A. Perencanaan Sistem (Systems Planning)
    Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas yang ada meliputi :
    • Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
    • Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
    • Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
    • Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
    • Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.

    B. Analisis Sistem (Systems Analysis)
    Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas berikut:
    • Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.
    • Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
    • Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
    • Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
    • Mendefinisikan kebutuhan sistem.

    C. Perancangan Sistem (Systems Design)
    Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah:
    • Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
    • Menganalisa data dan membuat skema database.
    • Merancang user interface.

    D. Implementasi Sistem (Systems Implementation)
    Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
    Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
    • Pembuatan database sesuai skema rancangan.
    • Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
    • Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).

    E. Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
    Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.


                      

    Share:

    Blog Archive

    Theme Support